ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY.A P4A0 DENGAN POST PARTUM
NORMAL DI BPS Hj. NURKOMARIAH,
S.ST ENDER
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2012
Disusun Oleh
PUTRI RETNO JANATI
4501.0310.A.070
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKes) CIREBON
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
Jl. Brigjen Dharsono No. 12 B Cirebon Telp.
(0231) 247852
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Menurut WHO, asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam
periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu dan bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50%
kematian pada masa nifas terjadi 24 jam pertam (Prawirohardjo,2002 : 3)
Dalam
rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi diperlukan adanya tenaga yang
profesional usaha kita untuk menurunkan angka kematian ibu danbayi diantaranya
pengawasan dan perawatan setelah persalinan yang biasa disebut dengan masa
nifas. Nifas yang dalam bidang kedokteran disebut dengan puerperium ialah masa
setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan sampai
kepada keadaan sebelum hamil (Obstetri
Fisiologi, 1983 : 315).
Perawatan
dan pengawasan masa nifas menjadi sangat penting dilakukan agar tidak terjadi
keterlambatan pada pengembalian organ reproduksi, untuk itu asuhan pada masa
nifas minggu pertama sampai minggu keempat harus benar-benar sesuai dengan
asuhan yang ada, karena apabila asuhan yang diberikan akan berakibat fatal bagi
ibu nifas (Prawirihardjo, 1999 :667)
Oleh
karena itu penulis bermaksud untuk mengangkat kasus pada Ny.A dengan post partum normal di BPS Hj Nurkomariah,S.ST Tahun 2012.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan ibu dengan post partum normal
dengan pendekatan manajemen varney dan pendokumentasian secara SOAP.
1.2.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan praktek klinik kebidanan ini adalah :
a.Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data
dasar pada Ny.A dengan post partum normal
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data
dasar menjadi diagnosa masalah dan menetapkan kebutuhan pada Ny.A dengan post partum normal
c. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa dan
masalah potensial pada Ny.A dengan
post partum normal
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan
kebutuhan akan penanganan segera atau kolaborasi pada Ny.A dengan post partum normal
e.
Mahasiswa
mampu merencanakan asuhan pada Ny.A dengan post partum normal
f.
Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan pada Ny.A dengan post partum normal
g.
Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan pada Ny.A dengan post
partum normal.
1.3
Metode
Penulisan
Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis menggunakan
metode deskritif yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data,
mengelompokan data, kemudian menganalisa data-data menarik kesimpulan dari
kasus. Adapun teknik yang penulis
gunakan sebagai berikut :
1.
Studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan beberapa
referensi diantaranya buku-buku dan materi hasil pembelajaran yang berkaitan
dengan judul makalah ini.
2.
Wawancara
yaitu dengan mengumpulkan data melalui komunikasi secara lisan dengan Ny.A
3.
Observasi yaitu dengan observasi dalam melakukan asuhan
kebidanan secara langsung kepada klien.
1.4 Sistematika penulisan
Makalah ini disusun secara
sistematis yang terdiri dari :
BAB I : Pendahuluan
Yang
terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika
Penyusunan laporan
BAB II : Tinjauan Pustaka
Meliputi konsep medis dan
konsep asuhan kebidanan .
BAB III : Tinjauan
Kasus
Meliputi
pendokumentasian dengan menggunakan Varney
pada
kasus yang sebenarnnya.
BAB IV : Pembahasan
Membahas kesenjangan antara
konsep asuhan kebidanan dengan tinjauan kasus.
BAB V : Kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Medis
2.1.1
Pengertian
Nifas
a.
Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya enam minggu.
(Sastrawinata, 1983 :315).
b.
Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan selesai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil,
lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.(Mochtar, Rustam, 1998 : 115)
c.
Masa nifas (Puerperium) adalah masa dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Buku panduan
Praktis Pelayanan kes. Maternal dan neonatal : 2002)
2.1.2
Periode Masa
Nifas
Nifas dibagi tiga periode yaitu :
a.
Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b.
Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeleruh alat
– alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
c.
Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna biasanya berminggu-minggu,
bulanan, atau tahunan,
(Mochtar, Rustam, 1998 : 115).
2.1.3
Patofisiologi
|
|||||||||||
Kehamilan yang aterm akan mengalami proses terjadinya
persalinan. Setelah selesai maka masuk padamasa nifas, yang terdapat kejadian
paling penting yaitu involusi dan laktasi.
1.
Proses involusi uterus pada bekas implantasi plasenta terdapat
gambaran sebagai berikut :
a.
Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir
seluas 12 x15 cm, permukaan kasar, dimana pembuluh besar bermuara.
b. Pada
pembuluh darah terjadi pembentukan trombose, disamping pembuluh darah tertutup
karena kontraksi otot rahim.
c.
Bekas luka implantasi plasenta dengan cepat mengecil
pada minggu ke 2 sebesar 6 sampai 8 cm, dan akhir puerperium sebesar 2 cm.
d.
Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan
nekrosis bersdama dengan lochea (Rubra, sanginolenta, serosa dan alba).
e.
Luka bekas Implantasi plasenta akan sembuh karena
pertumbuhan endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis
endometrium.
f.
Kesembuhan sempurna pada saat akhir masa puerperium. (Manuaba, 1998 :192).
2. Laktasi
Setelah plasenta lahir dengan menurunnya hormone
estrogen, progesterone, dan human placental laktogen hormone, maka prolaktin
dapat berfungsi membentuk asi (Prolaktin refleks). Isapan langsung pada putting
susu ibu menyebabkan refleks yang dapat mengeluarkan asi (Let down refleks). (Manuaba, 1998 : 55 – 56).
2.1.4
Perubahan
Fisiologis Pada Masa Nifas
a. Involusi
Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang
keras, karena kontraksi dan retraksi otot – otonya, Fundus Uteri + 3
jari dari bawah pusat, selama dua hari berikutnya beratnya tidak berkurang, tetapi setelah
lebih dari 2 hari uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada hari ke 10 tidak
teraba lagi dari luar. Setelah 6 minggu mencapai ukuran yang normal.Sesudah
plasenta lahir beratnya 1000 gram, 1 minggu kemudian 500 gram, 2 minggu post
partum 375 gram, dan pada akhir puerperium 50 gram. Involusi terjadi karena
tiap-tiap sel menjadi lebih kecil , karena sitoplasmanya yang berlebihan
dibuang. Involusi disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding
rahim dipecahkan, diabsopsi dan kemudian dibuang dengan air kencing. Sebagai
bukti dapat ditemukan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi.
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding
rahim terjadi pada stratum spingiosum bagian atas. Setelah 2 – 3 hari tampak
bahwa lapisan atas dari stratu spongiosum yang tinggal menjadi nekrotis,
sedangkan lapisan yang bawahnya yang berhubungan dengan lapisan otot
terpelihara dengan baik.Bagian nekrotis dikeluarkan dengan lochea, sedangkan
lapisan yang tetap sehat menghasilkan endometrium yang baru.Epitel baru terjadi
dengan ploriferasi sel – sel kelenjar – kelenjar.Epitelisasi siap dalam 10
hari, kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi memakan waktu 3 minggu. (Sastrawinata, 1983 : 315 – 316)
b. Involusi
Tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat
dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kra sebesar telapak tangan. Dengan
cepat luka ini dapat mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm,
pada akhir nifas 1-2 cm, penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali, pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembulu darah besar yang
tersumbat oleh thrombus. Biasanya luka yang demikian sembuh menjadi parut, hal
ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara yang kluar biasa, ialah
dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan
luka, endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar
pada dasar luka.
(Sastrawinata, 1983 :316)
c. Perubahan
pada cerviks vagina
Beberapa setelah persalinan, ostium externum dapat
dilalui oleh dua jari, pinggir – pinggirnya tidak rata tetapi retak – retak
karena robekan dalam persalinan.Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui
oleh satu jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari
analis cervikalis.Pada serviks terbentuk otot-otot baru, karena hyperplasi ini
dan karena retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Walaupun
begitu setelah involusi selesai,ostium eksternmu tidak serupa dengan keadaan
sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternmu lebih besar dan tetap ada retak –
retak dan robekan – robekan pada pinggir sampingnya. Vagina yang sangat
diregang waktu persalinan, lambat laun akan mencapai ukuran- ukurannya yang
normal. Pada minggu ke-3 post parum rugae mulai nampak kembali. (Sastrawinata, 1983 :317).
d. Perebahan
Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena
diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
Kadang – kadang pada wanita yang asthenis terjadi
diastasis darai otot – otot rectus abdominis sehingga bagian dari dinding perut
di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis dan kulit.Tempat
yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan. (Sastrawinata, 1983 :317)
e.
Lochea
Masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa
lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi plasenta yang disebut
dengan lochia. Pengeluarannya dapat di bagi berdasarkan jumlah dan warnanya
adalah sebagai berikut :
§ Lochia
Rubra
Keluar pada hari pertama sampai hari ke-3, berwarna merah dan hitam,
terdiri dari sel sel desidua,verniks kosaeosa,rambut lanugo, sisa mekonium,
sisa darah.
§
Lochia sanginolasenta
Keluar pada hari ke-3 sampai ke-7, berwarna putih bercampur merah.
§
Lochia serosa
Keluar pada harike-7 sampai ke-14, berwarna kekuningan
§
Lochia Alba
Keluar pada hari ke 14-, berwarna putih.
f.
Laktasi
Yaitu pembentukan air susu dan yang kedua adalah
periode sesudah kelahiran yang ada pada waktu air susu terbentuk, payudara
terdapat porenkerin dan stroma, porenkerin merupakan suatu struktur tanda
duktus-duktus, lobus dan alveolus tiap buah dada terdapat beberapa lobulus
punya saluran halus untuk mengalirkan air susu, saluran yang halus ini menjadi
satu saluran untuk tiap lobus. Saluran ini disebut Ductus Lactiferus yang
memusat menuju ke putting susu dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada
pada dua hari pertama nifas sama dalam keadaan pada saat kamil, pada waktu buah
dada belum mengandung susu melainkan kolostrum yang dapat dikeluarkan dengan
memijat areola mammae. Sebab-sebab laktasi belum diketahui secara pasti.
Progesteron dan estrogen yang dihasilkan plasenta
merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar susu, sedangkan progesteron merangsang
pertumbuhan kelenjar, kedua hormone ini, kedua hormone ini mematangkan
prolaktin. Setelah plasenta lahir maka prolaktindengan bebas dapat merangsang
laktasi. Lobus posterior hypopise mengeluarkan oxytocin yang merangsang
pemgeluaran air susu, pengeluaran air susu adalah refleks yang ditimbulkan oleh
rangsang penghisapan putting susu oleh bayi. Rangsangan ini menuju hypopise dan
menghasilkan oxytocin yang menyebabkan payudar mengeluarkan air susu. (Sastrawinata, 1983 : 318).
Komposisi ASI, ASI bersifat khas untuk bayi karena
susunan kimianya mempunyai nilai biologis tertentu dan mempunyai substansia
yang spesifik, ketiga sifat itulah yang membedakan asi dengan susu formula.
Pengeluaran ASI
dapat dibedakan atas :
§
kolostrum yaitu cairan yang berwarna kuning
jernih dengan protein berkadar tinggi, mengandung imunoglobulin, laktoferin,
ion – ion (Na, Ca, K, Zn, Fe), Vitamin A, E, K, dan D, Lemak dan rendah
laktosa.
§
Asi transisi yaitu Asi antara mulai berwarna
putih bening dengan susunan yang sesuai dengan kebutuhan bayi, dan kemampuan
pencernaan bayi.
§
Asi sempurna yaitu pengeluaran asi penuh sesuai
dengan perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan asi sempurna.
(Manuaba, 1998 : 57 – 58).
Susunan Asi kurang lebih terdiri atas :
1. Protein : 1 – 2%
2. Lemak : 3 – 5%
3. Gula : 6,5 – 8%
4. Garam : 0,1 – 0,2%
(Sastrawinata, 1983 :319)
2.1.5
Perubahan
Psikologi Masa Nifas
Berdasarkan penclitian yang
dilakukan oleh Reva Rubin mengenai perubahan pada masa post parturn:
1.
. Fase taking in (istirahat /
penghargaan)
Masa ketergantungan, ciri-ciri
membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat berharap untuk menceritakan
pengalaman partusnya dan bersikap sebagai penerirna menunggu apa yang
disarankan dan apa yang diberikan.
2.
. Fase taking hold (dibantu tetapi
dilatih)
Terlihat sebagai suatu usaha terhadap pelepasan
din dengan cirri-ciri bertindak sebagai pengatur bergerak untuk bekerja,
kecemasan makin kuat, perubahan mood mulai terjadi dan sudah mengerjakan tugas
keibuan.
3.
. Fase letting go (berjalan sendiri
di iingkungannya)
..... Padsa masa ini ibu mengambil tugas atau tanggung jawab
terhadap perawatan bayi. Pada umumnya depresi post partum terjadi pada periode ini.
Post partum blues
(Depresi ringan). Penyebabnya adalah kekecewaan emosional, rasa sakit masa
nifas, kecemasan pada kemampuan untuk merawat bayinya dan rasa takut menjadi
tidak menarik lagi bagi suami. Ciri-cirinya ibu menjadi murung, mudah menangis,
tidak sabar karena suami tidak mencintainya lagi. Hal ini normal disebabkan ibu
yang baik dan tubuh wanita selama kehamilan serta perubahan cara kehidupannya
sesudah bayinya lahir.
2.1.6
Kebutuhan
Dasar Masa Nifas
1.
. Mobilisasi Dini (Early mobilizationi,)
Karena sehabis
melahirkan ibu merasa lelah, ibu harus beristirahat, boleh miring kanan atau
kiri untuk mencegah terjadinya trombosis
dan tramboemboli. Biasanya pada 2 jam
post partum ibu sudah bisa turun dari
tempat tidur dan melakukan aktifitas seperti biasa. Mobilisasi dini mempunyai
beberapa keuntungan:
a) . Memperlancar pengeluaran lockhea, mengurangi infeksi
b) . Mempercepat involusi
c) . Memperlancar fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
d) . Menaikan kelancaran peredaran darah.
2. Kebersihan
a) . Kebersihan dan perawatan vulva
b) . Kebersihan buah dada / mamae
c) . Kebesihan pakalan terutama pakaian
dalam
3.
. Makanan dan Minuman (Diet)
Perlu diperhatikan
dalam masa nifas untuk menaikan kesehatan dan dalam produksi ASI. Makanan harus
bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung
protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan dan tidak ada hatasan
cairan yang masuk.
4.
. Miksi dan Defeksi
a) . Hendaknya BAK dilakukan sccepatnya
b) . BAB harus 3-4 hari PP
5.
. Perawatan Payudara
Kedua payudara harus
dikosongkan saat memberikan ASI sehingga kelancaran pembentukan ASI berjalan
dengan baik. Stagnasi ASI dapat menimbulkan bahaya infeksi sampai abses yang
memerlukan tindakan, puting susu perlu diparhatikan dan dibesihkan sebelum
memberikan ASI. Luka lecet pada putting susu dihindari sehingga mengurangi
hahaya infeksi.
6. . Perawatan Vulva
Tiap masa nifas perlu dilaksanakan
perawatan vulva yang merupakan perhatian khusus dengan memperhatikan teknik
aseptik bertujuan untuk mencegah infeksi.
7. . Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk
memperlancar sirkulasi darah dan mengembalikan otot-otot yang kendor, terutama
rahim dan perut yang memual saat hamil.
8. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
1
|
2 - 6 jam setelah persalinan
|
·
Mencegah
perdarahan masa nifas, karena atonia uteri
·
Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan berlanjut
·
Salah
satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri
·
Pemberian
ASI awal
·
Melakukan
hubungan bayi yang baru lahir dan ibu
·
Menjaga
bayi selalu sehat dengan cara mencegah hipotermi
·
Jika
petugas kesehatan penolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir. Untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil
|
2
|
2 - 6 hari setelah persalinan
|
·
Memastikan
involusi uterus berjalan
normal. Uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikalis, tidak ada perdarahan
dibawah umbilikalis, tidak bau
·
Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
·
Memastikan
ibu dapat cukup makanan, cairan dan istirahat
·
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit
·
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, mejaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari
|
3
|
2
minggu setelah persalinan
|
·
Memastikan
involusi uterus berjalan
normal. Uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikalis, tidak ada perdarahan
dibawah umbilikalis, tidak bau
·
Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
·
Memastikan
ibu dapat cukup makanan, cairan dan istirahat
·
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit
·
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, mejaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari
|
4
|
6
minggu setelah persalinan
|
· Menanyakan kepada ibu tentang penyakit
yang ia atau bayi alami
Memberikan konseling tentang
KB secara dini
|
(saifuddin, 2006 : 123)
2.1.7
Penanganan
awal post partum
1.
Kebersihan
diri
a. Anjuran ibu untuk menjaga kebersihan
seluruh tubuhnya.
b. Mengajarkan kepada ibu bagaimana
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti
untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan vulva
setiap kali selesai buang air kecil atau buang air besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau
kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan jika telah
dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari dan disetrika.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan
sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau
laserasi, sarankan kepada ibu menghindari menyentuh daerah luka
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan.
b. Sarankan ibu untuk kembali melakukan
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta. untuk tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurangnya istirahat akan mempengaruhi ibu
dalam beberapa hal :
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
2. Memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan.
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan
panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot
perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada daerah punggung.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa
menit setiap hari sangat membantu, seperti :
1. Dengan tidur terlentang dengan lengan di
samping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan
angkat dagu ke dada. Tahan satu hitungan sampai lima menit hitungan. Rileks dan
ulangi sebanyak 10 kali.
2. Untuk memperkuat tonus jalan lahir dan
panggul (latihan kegel).
3. Berdiri dengan tungkai dirapatkan.
Kencangkan otototot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan
dan ulangi hitungan sampai 5 kali.
4.
Gizi
Ibu menyusui harus :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap
hari.
b. Makan dengan diet berimbang untuk
mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya air 3 liter setiap hari
(anjurkan ibu untuk minum setiap kali selesai menyusui).
d. Tablet penambah darah diminum untuk
menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar
bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalu ASI nya.
5.
Menyusui
ASI mengandung semua bahan
makanan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap
infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum
6. Meningkatkan suplay ASI
a. Untuk bayi
1. Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan
malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit setiap payudara.
2. Bangunkan bayi, lepaskan baju yang dapat
menyebabkan gerah dan duduklah selama menysui.
3. Pastikan bayi menyusu dengan posisi
menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
4. Susui bayi di tempat yang tenang dan
nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
5. Tidurlah bersebelahan dengan bayi.
b. Untuk Ibu
1. Ibu harus meningkatkan istirahat dan
minum.
2. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang
menyusui bayinya dan mengkoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi
penempelan.
3. Yakinkan bahwa ibu dapat memproduksi susu
lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut di atas
7. Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
terutama daerah sekitar puting susu.
b. Menggunakan BH yang menyokong
c. Apabila piting susu lecet oleskan
colostrum atau ASI yang keluar sekitar puting susu setiap kali selesai
menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
d. Apabila sangat lecet dapat diistirahatkan
selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminum dengan menggunakan sendok.
e. Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu dapat
diberikan parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
f. Apabila payudara bengkak akibat
pembendungan ASI lakukan :
1. Pengkompresan payudara dengan menggunakan
kain basah dan hangat selama 5 menit.
2. Urut payudara dari arah pangkal menuju
puting dan gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah "Z"
menuju puting.
3. Keluarkan ASI sebagian dari depan payudara
sehingga payudara menjadi lunak.
4. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak
dapat menghisap seluruh ASI.
5. Sisanya keluarkan dengan tangan.
6. Letakkan kain dingin pada payudara selesai
menyusui.
8.
Senggama
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan
suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
b. Banyak budaya yang mempunyai tradisi
menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau
6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
9. Keluarga Berencana
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurangkurangnya
2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya dengan mengajarkan
kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
b. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan
telor (ovulasi) sebelum ia mendapatkan kembali haidnya selama meneteki (amenore
laktasi). Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid
pertama kembali
c. Meskipun metode KB mengandung resiko,
pengguna kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid kembali.
d. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal
berikutnya sebaiknya dijelaskan lebih dahulu kepada ibu dan pasangannya:
1. Bagaimana metode ini dapat mencegah
kehamilannya dan efektifitasnya.
2. Kelebihan dan keuntungannya
3. Efek sampingnya.
4. Bagaimana menggunakan metode ini.
5. Kapan metode ini dapat mulai digunakan
untuk wanita pasca bersalin yang menyusui.
e. Jika seorang ibu/pasangan telah memilih
metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam dua minggu
untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
2.2.
Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1
Pengumpulan
Data
A.
Identitas
1.
Nama Klien
Untuk membedakan antara klien
yang satu dengan yang lainnya.
2.
Umur
Digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau
tidak termasuk apakah ibu ini Primi Tua atau Primi Muda.
3.
Kebangsaan
Untuk membedakan ras dan
perbedaan resus darah karenan orang kulit putih resusnya berbeda dengan orang
kulit hitam.
4.
Agama
Untuk membedakan kemungkinan-kemungkinan terhadap kebiasaan klien dan
cara mengatasi masalahnya dengan kepercayaan yang dianutnya.
5.
Pendidikan
Digunakan untuk mengetahui
pengetahuan klien tentang kesehatan dan mengetahui tingkat intelektualnya.
6.
Pekerjaan
Digunakan untuk mengetahui
bagimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien agar nasehat kita sesuai.
7.
Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu
yang namanya sama dan memudahkan tenaga kesehatan untuk menghubungi klien bila
terjadi sesuatu.
B.
Anamnesa
Tanggal / Jam : Untuk
mengatahui kapan klien datang dan mendapat pelayanan.
1. Keluhan : Untuk mengetahui apa yang
dirasakan klien.
2. Riwayat persalinan dan kelainan.
a. Jenis Persalinan : Normal
Tanggal / Jam : untuk
mengetahui kapan ibu melahirkan
b. Jenis Kelamin : untuk mengetahui identitas
bayi
BB 2500 s/d 4000 gr, PB : 46 – 50 cm
Keadaan anak : untuk mengetahui apakah anak normal atau cacat bawaan.
c. Proses Persalinan
Ketuban
pecah : Spontan / amniotomi
Kala I : 12 – 14
jam pada primi para
6 – 8 jam pada multi
para
Kala
II : Batas maksimum
Primi para 120 menit
Multi para 60 menit
Kala III : 15 – 30 menit
Kala IV : Perinem utuh
d. Jumlah Perdarahan
Pada kala I
sampai IV jumlah perdarahan normal 250 cc
e. Penyulit dan komplikasi : tidak ada
Tekanan darah tinggi : tidak ada
Kejang :
tidak ada
Infeksi :
tidak ada
Lain – lain : tidak ada
f. Tindakan I pengobatan pada masa persalinan
: tidak ada
g. Buang air kecil : lancar
h. Buang air besar : kadang sulit karena
adanya penekanan pada spingter ani.
C.
Pemeriksaan
1.
Keadaan untuk : mengetahui keadaan ibu : keadaan baik
2.
Keadaan emosional : untuk mengetahui keadaan psikologis
ibu,
Ibu cemas tetapi masih dalam batas
normal
3.
Tanda – tanda vital
TD :
110/70-130/80 mmHg
Pernafasan : 16 – 27 x / menit
Nadi :
80 – 100 x/menit
Suhu :
36 – 37 °C
4. Payudara
Pembesaran
: normal
Pengeluaran
: Kolostrum Positif
5. Uterus
TFU
1 hari :
Setinggi pusat
2 hari :
2 – 3 jari bawah pusat
3 hari :
pertengahan Sym – pusat
4 hari :
2 – 3 jari atas symfisis
5 hari :
1 jari atas symfisis
Kotraksi Uterus :
kuat / lemah
Konsistensi Uterus : keras / lembek
Posisi Uterus :
ditengah / disamping
6. Pengeluaran Lochea
Hari 1-2 :
Berwarna Merah ( Rubra )
Hari 3-7 :
Berwana Kecoklatan ( Sanguinolenta )
Hari 7-10 :
Berwarna agak kuning ( serosa )
Hari 10-15 : Berwarna kekuningan ( alba )
Jumlah :
Sedang
Konsistensi : Encer
7. Perineum :
Lecet / ada bekas luka episotomi
8. Kandung Kemih : Kosong
9. Ekstremitas
Oedema :
Tidak ada
Kemerahan :
Tidak ada
Refleks :
Positif / positif
10. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11 gr %
Urine : Kadang positif bukan karena glukosa
oleh laktosa bila air susu diabsorpsi dalam kelenjar susu.
2.2.2
Interprestasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Diagnosa P......A....., .... hari/jam post partum,
dengan keadaan ibu baik.
Dasar
: Keadaan umum, TTV, TFU, serta pengeluaran pervaginam (lochea) normal.
2.2.3
Identifikasi diagnosa dan Masalah
Potensial
Pada langakah
ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
2.2.4
Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan
Segera
Mengidentifikasikan
kebutuhan akan tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan serta ditangani bersama dengan tim kesehatan lain sesuai dengan
kondisi klien.
2.2.5
Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
a. 2 jam Post Partum
1. Bina hubungan baik.
2. Observasi, KU, TTV, kontraksi, kandung
kemih dan Perdarahan. Tiap 15 menit pada
jam pertama dan tiap 30 memit pada jam kedua .
3. Beritahuhasil pemeriksaan.
4. Ajarkan ibu bagimana cara masase.
5. Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup .
6. Anjurkan
ibu untuk makan dan minum.
7.
Beritahu
manfaat Vitamin A dan Fe serta cara minumnya.
8.
Anjurkan
ibu agar tidak menahan BAK dan BAB.
9.
Temani
ibu selama 2 jam pertama.
10.
Rencanakan
evaluasi setelah 6 jam.
11.
Dokumentasi.
b. 6
jam Post Partum
1.
Beritahu hasil pemeriksaan
2.
Jelaskan pada ibu tanda bahaya nifas.
3.
Anjurkan pada ibu agar mobilisasi sedini mungkin .
4. Anjurkan
ibu untuk makan yang bergizi bagi ibu nifas .
5. Beritahu ibu untuk selalu menjaga personal
haygine, khususnya ginetalia dan melakukan perawatan luka jahitan.
6. Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan
benar.
7. Anjurkan ibu agar menyusui sesering
mungkin dan menggunakan asi eksklusif.
8. Jelaskan tanda bahaya postpartum.
9. Jadwalkan kunjungan rumah 3 hari post
partum.
c.
3 hari post Partum
1. Observasi KU, TTV, kontraksi uterus, TFU,
kandung kemih dan perdarahan.
2. Jelaskan
pada ibu tanda bahaya nifas.
3. Bimbing ibu tentag perawatan payudara.
4. Beri motivasi ibu untuk memberikan asi sesering mungkin.
5. Ajarkan cara menyusui yang benar dan cara
menyendawakan bayi setelah menyusui.
6. Beritahu ibu untuk selalu menjaga personal
haygine khususnya ginetalia.
7. Beri konseling tentang perawatan luka
jahitan.
8. Anjurkan istirahat yang cukup.
9. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi bagi ibu nifas
10. Bimbing dan ajarkan ibu ibu senam nifas.
11. Diskusikan kembali kunjungan rumah 3 hari
brikutntya tepatnya hari ke 6 post partum.
12. Dokumentasikan
d.
6 hari Post Partum
1.
Jelaskan pada ibu tanda bahaya nifas.
2.
Anjurkan
ibu untuk istirahat.
3.
Anjurkan
ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi bagi ibu nifas
4.
Beritahu
ibu untuk selalu menjaga personal haygine khususnya ginetalia.
5.
Ingatan
kembali perawatan payudara.
6.
Ingatkan
kembali cara senam nifas .
7.
Ingatkan
kembali teknik menyusui yang benar.
8.
Jadwalkan
kunjungan ulang berikutnya 2 minggu post partum.
9.
Dokumentasika.
e.
3 Minggu Post Partum.
1. Beritahu hasil pemeriksaan.
2. Ingatkan kembali tanda bahaya.
3. Ingatkan kembali Senam Nifas.
4. Ingatkan kembali makanan bergizibagi ibu
nifas.
5. Anjurkan kembali istirahat yang cukup.
6. Konseling alat kontrasepsi terpilih.
7. Diskusikan jadwal kunjungan rumah.
8. Dokumentasi
f.
6 Minggu Post Partum.
1.
Beritahu
hasil pemeriksaan
2.
Jelaskan
tentang tanda bahaya.
3.
Menganjurkan
istirahat yang cukup.
4.
Anjurkan
ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi bagi ibu nifas
5.
Ingatkan
kembali alat kontrasepsi efektif
terpilih
6.
Beritahu
efeksamping alat kontrasepsi efektif terpilih.
7.
Bimbing
ibu memilih alat kontrasepsi efektif terpilih.
8.
Minta
persetujuan atas pilihan ibu alat
kontrasepsi terpilih.
9.
Menyiapkan
alat dan obat KB suntik 3 buan dan menyuntikanya.
10. Lengkapi data dan kunjungan ulang di
kartuibu dan register.
11. Dokumentasikan.
2.2.6
Pelaksanaan asuhan yang menyeluruh
a. jam Post Partum
1.
Membina
hubungan baik.
2.
Mengobservasi
KU, TTV, kontraksi, kandung kemih dan
Perdarahan. Tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 memit pada jam
kedua .
3.
Memberitahuhasil
pemeriksaan.
4.
Menganjarkan
ibu bagimana cara masase.
5.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup .
6.
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.
7.
Memberitahu
manfaat Vitamin A dan FE serta cara minumnya.
8.
Menganjurkan
ibu agar tidak menahan BAK dan BAB.
9.
Menemani ibu
selama 2 jam pertama.
10. Merencanakan evaluasi setelah 6 jam.
11. Mendokumentasi.
b. 6
jam Post Partum
1. Memberitahu
hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan
pada ibu tanda bahaya nifas.
3. Menganjurkan
pada ibu agar mobilisasi sedini mungkin
.
4. Meganjurkan
ibu untuk makan yang bergizi bagi ibu nifas.
5. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga
personal haygine, khususnya ginetalia dan melakukan perawatan luka jahitan.
6. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik
dan benar.
7. Menganjurkan ibu agar menyusui sesering
mungkin dan menggunakan asi eksklusif.
8. Menjelaskan tanda bahaya postpartum.
9. Menjadwalkan kunjungan rumah 3 hari post
partum.
c.
3 hari post Partum
1. Mengobservasi KU, TTV, kontraksi uterus,
TFU, kandung kemih dan perdarahan.
2. Menjelaskan
pada ibu tanda bahaya nifas.
3. Membimbing ibu tentag perawatan payudara.
4. Memberi motivasi ibu untuk memberikan asi sesering mungkin.
5. Mengajarkan cara menyusui yang benar dan
cara menyendawakan bayi setelah menyusui.
6. Memeritahu ibu untuk selalu menjaga
personal haygine khususnya ginetalia.
7. Memberi konseling tentang perawatan luka
jahitan.
8. Menganjurkan istirahat yang cukup.
9. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi bagi ibu nifas
10. Membimbing dan ajarkan ibu ibu senam
nifas..
11. Mendiskusikan kembali kunjungan rumah 3
hari brikutntya tepatnya hari ke 6 post partum.
12. Mendokumentasikan
d.
6 hari Post Partum
1. Menjelaskan
pada ibu tanda bahaya nifas.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
3. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi bagi ibu nifas
4. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga
personal haygine khususnya ginetalia.
5. Mengingatan kembali perawatan payudara.
6. Mengingatkan kembali cara senam nifas .
7. Mengingatkan kembali teknik menyusui yang
benar.
8. Menjadwalkan kunjungan ulang berikutnya 2
minggu post partum.
9. Mendokumentasika
e.
3 Minggu Post Partum.
1.
Memberitahu
hasil pemeriksaan.
2.
Mengingatkan
kembali tanda bahaya.
3.
Mengingatkan
kembali Senam Nifas.
4.
Mengingatkan
kembali makanan bergizibagi ibu nifas.
5.
Menganjurkan
kembali istirahat yang cukup.
6.
Konseling
alat kontrasepsi terpilih.
7.
Mendiskusika
jadwal kunjungan rumah.
8.
Mendokumentasikan.
f.
6 Minggu Post Partum.
1. Memeritahu hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan tentang tanda bahaya.
3. Menganjurkan istirahat yang cukup.
4. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi bagi ibu nifas
5. Mengingatkan kembali alat kontrasepsi efektif terpilih
6. Memeritahu efeksamping alat kontrasepsi
efektif terpilih.
7. Membimbing ibu memilih alat kontrasepsi
efektif terpilih.
8. Meminta persetujuan kepada ibu atas pilihan alat kontrasepsi yang ibu pilih.
9. Menyiapkan alat dan obat KB suntik 3 buan
dan menyuntikanya.
10. Melengkapi data dan kunjungan ulang di
kartu ibu dan register.
11. Mendokumentasikan.
2.2.7
Evaluasi
Pada
langkah ini dilakukan keefektifan dari suatu asuhan yang telah diberikan,
meliputi pemenuhan kebutuhan yang telah diberikan dan kekurangan yang harus
diberikan. Apakah benar-benar terpenuhi dan telah sesuai dengan kebutuhan yang
seharusnya serta bagimana tindakan dari identifikasi dalam masalah dan
diagnosa.
Buku
Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan Neonatal : 2002
BAB III
TIJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A P4A0
2 JAM POST PARTUM
Tanggal Pengkajian : 30-
Mei – 2012
Waktu : 20.25 WIB
Tempat : BPS H.j Nurkomariah, S.ST
3.1 Data Subjektif
1.
Biodata
Nama Ibu : Ny.A Nama Ayah : Tn. Y
Umur : 35
tahun Umur : 37
Tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Alamat : Ender
2.
Keluhan Utama
Ibu mengetakan lelah cape masih merasa mules di bagian perut bawah
3.
Riwayat Persalinan sekarang
Pada saat usia kehamilan 9 bulan proses persalinan di
tolong oleh bidan di BPS bayi lahir normal pada tanggal 30-05-2012 jam 20.25 WIB.
Jenis kelamin : Laki-Laki, BB janin : 2700 gram,
Panjang Badan: 47cm. Tidak ada penylit ataupun komplikasi yang menyertai ibu
dan bayinya.
4.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
yang Lalu
Pada saat usia kehamilan 9 bulan proses
persalinan ditolong oleh bidan di BPS lahir normal tidak ada kompikasi ataupun
penyakit yang mempengaruhi saat hamil, persalinan, nifas baik ibu ataupun
bayinya.
5.
Riwayat Kesehatan Dahulu dan Sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah
menderita penyakit berat dan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti
Hipertensi, Diabetes Militus, Jantung, Ginjal, HIV/AIDS, TB paru, Malaria, Asma
dan lain-lain.
6.
Riwayat Sosial ekonomi
Ibu mengatakan sangat senang atas
kelahiran anaknya, serta respon keluarga
terhadap persalinan kali ini sangat baik.
3.2 Data Objektif
1.
Keadaan umum :
Baik
2.
Kesadaran :
Compos mentis
3.
Tanda-tanda Vital
- Tekanan
darah : 110/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 22 x/menit
- Suhu
: 36,5°C
4.
Pemeriksaan Fisik
a). Mata : konjungtiva
merah muda dan sclera putih
b). Payudara : bentuk
simetris, putting susu menonjol, bersih, tidak nyeri tekan, sudah terdapat
kolostrum pada payudara kanan dan kiri.
c). Abdomen : TFU
3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong.
d). Genitalia : Terdapat lochea rubra, berbau anyir, luka jahitan bersih,
mengobservasi perdarahan pervaginam ± 15 cc
e). Extremitas : tidak ada oedema pada tangan dan kaki, tidak ada
varices, reflek patella kaki kanan dan kiri positif, tanda homman
tidak ada.
3.3 Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
2 jam post partum dengan keadaan ibu baik
3.4 Penatalaksanaan
a. Membina hubungan baik dengan ibu dan
keluarga, hubungan baik terjalin
b.
Mengobservasi
KU, TTV, kontraksi, kandung kemih dan
Perdarahan. Tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam
kedua, observasi di lakukan tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam
ke dua.
c.
Memberitahu
hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga mengetahui hasil
pemeriksan.
d.
Menganjarkan
ibu bagimana cara masase yang baik, ibu mengerti dan mau melakukan sendiri massage.
e.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, ibu akan beristirahat sesuai yang
dianjurkan.
f.
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, ibu mau makan
dan minum sesuai anjuran bidan.
g.
Memberitahu
manfaat Vitamin A dan Fe serta cara minumnya, ibu mau meminum Vitamin A dan Fe
sesuai anjuran bidan.
h.
Menganjurkan
ibu agar tidak menahan BAK dan BAB, ibu tidak akan menahan BAK dan BAB sesuai
anjuran bidan.
i.
Menemani ibu
selama 2 jam pertama setelah persalinan, menemani ibu sampai kondisi ibu sudah
setabil.
j.
Menjelaskan pada ibu tanda bahaya nifas, ibu mengerti
tentang tanda bahaya ibu nifas.
k.
Membimbing ibu untuk menetekan bayinya, ibu mau
melakukanya.
l.
Merencanakan
evaluasi setelah 6 jam , evaluasi dilakukan jam 02:25 WIB
m.
Melakukan dokumentasi,
sudah di dokumentasikan di catat dalam bentuk SOAP.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A P4A0 6 JAM POST PARTUM
Tanggal/ Jam Pengkajian : 31-06- 2012 /02.25 WIB
Tempat Pengkajian : BPS Bd. Hj. Nurkomariah, SST
Pengkaji : Putri Retno Janati
3.1
Data Subjektif
Ibu mengatakan
perut merasa mules, pengeluaran pervaginam berwarna merah, ASI sudah keluar,
bayi menetek dengan baik, ibu sudah buang air kecil dan belum buang air besar.
Keadaan ibu dan bayinya sehat.
3.2
Data Objektif
a.
Keadaan umum :
Baik
b.
Keadaan emosional :
Senang
c. Keadaan Vital : Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
pernapasan 18 x/menit, suhu tubuh 36.5 °C
d. Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih
e. Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,
tidak ada nyeri tekan, sudah
terdapat kolesterum pada payudara kakan dan kiri.
f. Abdomen : TFU ½ simpisis
pusat, kontraksi uterus baik,
konistensi
keras kandung kemih kosong.
g. Genitalia : Pengeluaran darah lochea rubra (merah),
berbau anyir, luka jahitan bersih,
mengobservasi
perdarahan pervaginam ± 10 cc
h. Extremitas : tidak ada oedema pada
tangan dan kaki,
tidak ada varices, reflek
patella positif,
tanda
homman tidak ada.
1.3 Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
Post partum 6 jam dengan keadaan umum ibu baik.
1.4
Penatalaksanaan
a. Memberitahu kepada ibu dan keluarga dari hasil pemeriksaaan
yang telah dilakukan, ibu mengetahui hasil pemeriksaan dirinya.
b. Menjelaskan
pada ibu tanda bahaya nifas, ibu mengerti tentang tanda ahaya ibu nifas.
c. Menganjurkan
pada ibu agar mobilisasi sedini mungkin,
ibu melakukan anjuran bidan.
d. Meganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi makan - makanan yang bergizi bagi ibu nifas, ibu mau melakukan
anjuran bidan.
e. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga
kebersihan diri, khususnya genitalia dan melakukan perawatan luka jahitan, Ibu mengerti dan mau melakukannya.
f. Membimbing dan mengajarkan ibu teknik
menyusui yang baik dan benar, ibu mampu melakukanya.
g. Menganjurkan ibu agar menyusui sesering
mungkin dan menggunakan asi eksklusif, ibu akan mencoba anjuran bidan.
h. Menjelaskan tanda bahaya post partum, ibu
mengerti tentang tanda bahaya post partum.
i. Merencanakan evaluasi 1 hari post partum, evaluasi
di lakukam pada tanggal 01-06-2012 jam 10:00 WIB.
j.
Mendoumentasikan
hasil asuhan, sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A P4A0 1 HARI POST PARTUM
Tanggal/ Jam Pengkajian : 01-07- 2012 /16.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPS Bd. Hj. Nurkomariah, SST
Pengkaji : Putri Retno Janati
3.1
Data Subjektif
Ibu sudah
tidak mersakan mules lagi, masih merasa cape pada daerah pinggang, pengeluaran
pervaginam berwarna merah, ASI sudah keluar masi sedikit, bayi menetek dengan
baik, ibu sudah buang air besar dan buang air kecil. Keadaan ibu dan bayinya
sehat.
3.2
Data Objektif
a. Keadaan
umum : Baik
b. Keadaan
emosional : Senang
c.
Keadaan
Vital : Tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80 x/menit,
pernapasan 19 x/menit, suhu tubuh 36.7 °C
d.
Mata
: konjungtiva merah
muda dan sclera putih
e.
Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,
tidak ada nyeri tekan, ASI sudah keluar.
f. Abdomen :
TFU ½
simpisi pusat, kontraksi
uterus baik,
konistensi
keras kandung kemih kosong.
g. Genitalia : Pengeluaran darah lochea rubra (merah),
Berbau anyir, luka jahitan bersih,
mengobservasi perdarahan
pervaginam ± 10
cc
H. Extremitas : tidak ada oedema pada
tangan dan kaki,
tidak ada varices, reflek
patella positif,
tanda
homman tidak ada.
3.1 Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
Post partum 1 hari dengan keadaan umum ibu baik.
3.2
Penatalaksanaan
a.
Memberitahu kepada ibu dan keluarga dari hasil
pemeriksaaan yang telah dilakukan,
ibu mengetahui hasil
pemeriksaan dirinya.
b.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, ibu akan beristirahat sesuai yang
dianjurkan
c.
Menjelaskan pada ibu tanda bahaya nifas, ibu mengerti
tentang tanda ahaya ibu nifas.
d.
Menganjurkan ibu tidak menahan BAB dan BAK,ibu akan
melakukan anjuran bidan.
e.
Menganjurkan pada ibu agar mobilisasi sedini mungkin, ibu melakukan
anjuran bidan.
f.
Meganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan - makanan yang bergizi bagi ibu nifas, ibu mau
melakukan anjuran bidan.
g.
Memberitahu
ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri, khususnya genitalia dan melakukan
perawatan luka jahitan, Ibu
mengerti dan mau melakukannya.
h.
Membimbing
ibu tentang perawatan payudara, ibu dapat mempraktekanya dengan benar.
i.
Membimbing
dan mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar, ibu mampu melakukanya.
j.
Menganjurkan
ibu agar menyusui sesering mungkin dan menggunakan asi eksklusif, ibu akan
mencoba anjuran bidan.
k.
Menjadwalkan
kunjungan rumah 2 hari post partum, kunjungan rumah akan di lakukan pada
tanggal 01-06-2012.
l.
Mendoumentasikan
hasil asuhan, sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A P4A0 2 HARI POST PARTUM
Tanggal/ Jam Pengkajian : 01-06- 2012 /16.00 WIB
Tempat Pengkajian : rumah Ny.A
Pengkaji : Putri Retno Janati
3.3
Data Subjektif
Ibu merasa
lebih, sudah tidak merasa cape pada daerah pinggang, ibu masi mengkonsumsi obat
yang di berikan bidan, tidak ada makanan yang di pantang kecuali pedes, buang
air besar dan buang air kecil normal. ibu merasa senang bisa merawat bayinya.
3.4
Data Objektif
a. Keadaan
umum : Baik
b. Keadaan
emosional : Senang
c.
Keadaan
Vital : Tekanan darah 120/70
mmHg, nadi 81 x/menit,
pernapasan 20 x/menit, suhu tubuh 36.7 °C
d.
Mata
: konjungtiva merah
muda dan sclera putih
e.
Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,
tidak ada nyeri tekan, ASI sudah keluar.
f. Abdomen :
TFU 3 jari diatas
simpisis, kontraksi uterus baik,
konistensi
keras kandung kemih kosong.
h. Genitalia : Pengeluaran darah lochea rubra (merah),
Berbau anyir, luka jahitan bersih,
mengobservasi perdarahan
pervaginam ± 5
cc
I.
Extremitas : tidak ada oedema pada tangan
dan kaki,
tidak ada varices, reflek
patella positif,
tanda
homman tidak ada.
3.3 Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
Post partum 2 hari dengan keadaan umum ibu baik.
3.2
Penatalaksanaan
a. Mengobservasi KU, TTV, kontraksi uterus,
TFU, kandung kemih, perdarahan,
observasi sudah di lakukan.
b. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
dan keluarga, ibu mengerti keadaan dirinya.
c. Menjelaskan
pada ibu tanda bahaya post partum, ibu mengerti tandah bahaya masa nifas.
d. Memberi motivasi ibu untuk memberikan asi sesering mungkin, Ibu
mengatakan akan mencobanya
e. Mengajarkan cara menyusui yang benar dan
cara menyendawakan bayi setelah menyusui, ibu mampu mempraktekanya.
f. Memeritahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan
dirinya khususnya genitalia dan melakukan perawatan luka jahitan, ibu akan
melakukan anjuran bidan.
g. Menganjurkan istirahat yang cukup dan
mengurangi aktifitas yang berlebih, ibu akan istirahat yang cukup sesuai
anjuran bidan.
h. Menganjurkan ibu tidak memantang makanan yang
bergizi bagi ibu nifas, ibu akan mencoba anjuran bidan.
i.
Mendiskusikan
kembali kunjungan rumah 1 hari brikutntya tepatnya hari ke 3 post partum,
Kunjungan rumah di lakukan pada tanggal 02-06-2012.
j.
Mendokumentasikan
hasil asuhan, asuhan sudah di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A P4A0 3 HARI POST PARTUM
Tanggal/ Jam Pengkajian : 02-06- 2012 / 16.30 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny. A
Pengkaji : Putri Retno
Janati
3.1 Data Subjektif
Ibu merasa lebih
baik, ibu sudah tidak merasa cape, buang ari kecil dan besar normal, asi sudah
keluar, ibu merasa senang bisa merawat bayinya sendiri.
s
3.5
Data Objektif
a. Keadaan
umum : Baik
b. Keadaan
emosional : Senang
c.
Keadaan
Vital : Tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit,
pernapasan 21x/menit, suhu tubuh 36.7 °C
d.
Mata
: konjungtiva merah
muda dan sclera putih
e.
Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendunan,
ASI sudah keluar.
f. Abdomen :
TFU 2 jari diatas
simpisis, kontraksi uterus baik,
diastestirecti 2 jari, konistensi keras,
kandung kemih kosong.
g.
Genitalia :
Pengeluaran darah lochea sanguelenta
(merah kecoklatan ), luka jahitan
bersih
tidak ada tanda infeksi mengobservasi
perdarahan pervaginam ± 2 cc
J.
Extremitas : tidak ada oedema pada tangan
dan kaki,
tidak ada varices, tanda
homman tidak ada.
3.3 Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
Post partum 3 hari dengan keadaan umum ibu baik, proses involusi berjalan normal.
3.4 Penatalaksanaan
a. Mengobservasi KU, TTV, kontraksi uterus,
TFU, kandung kemih, perdarahan,
observasi sudah di lakukan.
b. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
dan keluarga, ibu mengerti keadaan dirinya.
c. Membimbing kembali ibu tentang perawatan
payudara, ibu dapat mempraktekanya dengan benar.
d. Mengingatkan ibu untuk memberikan asi
sesering mungkin, Ibu mengatakan akan melakukanya.
e. Mengingatkan cara menyusui yang benar dan
cara menyendawakan bayi setelah menyusui, ibu mampu mempraktekanya.
f. Memeritahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan
dirinya khususnya genitalia dan melakukan perawatan luka jahitan, ibu akan
melakukan anjuran bidan.
g. Menganjurkan istirahat yang cukup dan
mengurangi aktifitas yang berlebih, ibu akan istirahat yang cukup sesuai
anjuran bidan.
h. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi bagi ibu nifas, ibu akan mencoba anjuran bidan.
i. Membimbing dan ajarkan ibu senam nifas,
ibu mampu mempraktekanya dengan baik dan benar.
j. Mendiskusikan kembali kunjungan rumah 3
hari brikutntya tepatnya hari ke 6 post partum, Kunjungan rumah di lakukan pada
tanggal 05-06-2012.
k. Mendokumentasikan hasil asuhan, asuhan
sudah di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.N P4A0 6 HARI POST PARTUM
Tanggal/ Jam Pengkajian : 05-06- 2012 / 16.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny.A
Pengkaji : Putri Retno
Janati
3.1 Data Subjektif
Ibu merasa lebih
baik, tidak ada keluhan,asi keluar banyak tidak ada masalah pola makan dan
istirahat, buang ari kecil dan besar normal, ibu mengatakan pegeluaran dari jalan
lahir berupa darah warna kecoklatan dan jumlahnya sedikit.
3.2
Data Objektif
a.
Keadaan umum :
Baik
b.
Keadaan emosional :
Senang
c.
Keadaan
Vital : Tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 81 x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 36.7 °C
d. Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih
e. Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan,
Asi sudah
keluar.
f. Abdomen : TFU 1 jari diatas simpisis,
kontraksi uterus baik,
Involusi baik,
diastestirecti (-),
kandung kemih kosong.
g.
Genitalia :
Pengeluaran darah lochea sanguelenta
(merah kecoklatan), luka jahitan kering
tidak ada tanda infeksi.
h. Extremitas : tidak ada oedema pada
tangan dan kaki,
tidak ada varices, tanda
homman tidak ada.
3.3 Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
Post partum 6 hari dengan keadaan umum ibu
baik, proses involusi baik, lactasi baik.
3.4
Penatalaksanaan
a. Meritahu ibu tentang hasil pemeriksaan,ibu
dan keluarha mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Menjelaskan
pada ibu tanda bahaya nifas, ibu mengerti tanda bahaya ibu nifas.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat dan
mengurangi aktifitas yang berlebih, ibu mau melakukanya.
d. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi bagi ibu nifas, ibu mau melakukanya.
e. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga
personal haygine khususnya genitalia dan merawat luka jahitan, ibu akan
melakukan anjuran bidan.
f. Mengingatan kembali perawatan payudarah,
ibu mengingat dan masih mampu mempraktekanya.
g. Mengingatkan kembali cara senam nifas, ibu mampu mempraktekanya dengan
baik dan benar.
h. Mengingatkan kembali teknik menyusui yang
benar, ibu masih mengingatnya dan melakukanya setiap menyusui bayinya.
i.
Menjadwalkan
kunjungan ulang berikutnya 3 minggu post partum, Kunjungan rumah di lakukan
pada tanggal 20-06-2012.
j.
Mendokumentasika
hasil asuhan, asuhan sudah di dokumentasikan dalam SOAP.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.N P4A0 3 MINGGU POST PARTUM
Tanggal/ Jam Pengkajian : 20-06- 2012 / 19.30 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny.A
Pengkaji : Putri Retno
Janati
3.1 Data Subjektif
Ibu mengeluh
nyeri saat buang air kencing pada lubang kencing dan suka menahan BAK di malam
hari karena takut, asi keluar banyak, tidak ada masalah pola makan dan
istirahat, ibu mengatakan pegeluaran dari jalan lahir berupa darah warna putih
kekuning-kuningan.
3.2
Data Objektif
a.
Keadaan umum : Baik
b.
Keadaan emosional :
Senang
c.
Keadaan
Vital : Tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit,
pernapasan 21x/menit, suhu tubuh 36.7 °C
d. Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih
e. Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan,
ASI
sudah keluar lancar.
f. Abdomen : TFU tidak terabah (-), diastestirecti
tidak terabah
(-) kontraksi
uterus baik, involusi baik,
kandung kemih
kosong. Nyeri BAK
g.
Genitalia :
Pengeluaran darah lochea seriosa (kuning),
luka jahitan kering tidak ada tanda infeksi.
h.
Extremitas : tidak ada oedema pada tangan dan kaki,
tidak ada varices, tanda
homman tidak ada.
3.3 Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
Post partum 3 minggu
dengan ibu nyeri saat BAK pada uretra .
3.4
Penatalaksanaan
a.
Meritahu
ibu tentang hasil pemeriksaan, ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
b.
Menganjurkan
ibu minum lebih dari 8 gelas/ hari, ibu akan mencoba melakukan anjuran bidan.
c.
Menganjurkan
ibu untuk tidak menahan BAK di malam hari, ibu akan mencoba anjuran bidan.
d.
Memberitahu
ibu untuk selalu menjaga personal haygine khususnya genitalia, ibu akan
melakukan anjuran bidan.
e.
Mengingatkan kembali pada ibu tanda bahaya
nifas, ibu mengerti tanda bahaya ibu nifas.
f.
Mengingatan
kembali perawatan payudara, ibu mengingat dan masih mampu mempraktekanya.
g.
Mengingatkan
kembali teknik menyusui yang benar, ibu masih mengingatnya dan melakukanya
setiap menyusui bayinya.
h.
Mengingatkan
kembali cara senam nifas, ibu mampu
mempraktekanya dengan baik dan benar.
i.
Mengevaluasi
apakah ibu melakukan senam nifas di rumah, ibu melakukanya pada pagi hari dan
sore hari.
j.
Mengingatkan
kembali ibu tentang makanan brgizi bagi ibu nifas dan anjurkan untuk mengkonsumsinya, ibumengingatnya dan
melakukan anjuran bidan.
k.
Menganjurkan
ibu untuk istirahat dan mengurangi aktifitas yang berlebih, ibu mau
melakukanya.
l.
Memberikan
konseling padaibu mngenai macam-macam
alat kontraepsi, ibu mengatakan akan memakai KB suntik 3 bulan.
m. Anjurkan ibu untuk konsultasi dengan dokter
apabila nyeri kencing
masih belum sembuh, ibu akan melakukan anjuran bidan.
n.
Menjadwalkan
kunjungan ulang berikutnya 6 minggu post partum, Kunjungan rumah di lakukan
pada tanggal 11-07-2012
o.
Mendokumentasika
hasil asuhan, asuhan sudah di dokumentasikan dalam SOAP.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.N P4A0 6 MINGGU POST PARTUM
Tanggal/ Jam Pengkajian : 11-07- 2012 / 16.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny.A
Pengkaji : Putri Retno
Janati
3.1 Data Subjektif
Ibu mengeluh
masih merasakan nyeri saat BAK, ibu mengatakan pegeluaran dari jalan lahir
berupa darah warna putih kadang- kadang sudah tidak keluar.
3.2
Data Objektif
a.
Keadaan umum :
Baik
b.
Keadaan emosional :
Senang
c. Keadaan Vital : Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81 x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 36.7 °C
d. Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih
e. Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan,
ASI sudah
keluar lancar.
f. Abdomen :
TFU tidak trabah (-), diasestiracti tidak
Terabah
(-) involusi uterus baik.
terabah kontraksi
baik, kandung kemih kosong
ada
nyeri BAK.
g. Genitalia : Pengeluaran darah lochea alba (putih),
luka jahitan kering tidak ada tanda infeksi.
h. Extremitas : tidak ada oedema pada
tangan dan kaki,
tidak ada varices, tanda
homman tidak ada.
3.3 Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
Post partum 6 minggu
perlukonsultasi dokter.
3.4
Penatalaksanaan
a. Memeritahu hasil pemeriksaan, ibu mengerti
keadaan dirinya.
b. Menganjurkan ibu minum lebih dari 8 gelas/
hari, ibu akan mencoba melakukan anjuran bidan.
c. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK
di malam hari, ibu akan mencoba anjuran bidan.
d. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga
personal haygine khususnya genitalia
e. Menganjurkan ibu untuk konsultasi dengan
dr.Umum untuk mengatasi keluhan ibu, ibu sudah
memriksakan keluhan ke dr.puskesmas.
f. Menjelaskan tentang tanda bahaya, ibu
mengetahui tanda bahaya ibu nifas.
g. Menganjurkan istirahat yang cukup, ibu
sudah melakukan anjuran bidan.
h. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi bagi ibu nifas, ibu mau melakukan anjuran bidan.
i. Mengingatkan kembali alat kontrasepsi
efektif terpilih, ibu masih mengingatnya.
j. Memeritahu efeksamping alat kontrasepsi
efektif terpilih, ibu mengetaui efeksamping macam-macam alat kontrasepsi.
k. Membimbing ibu memilih alat kontrasepsi
efektif terpilih, ibu memilih KB suntik 3 bulan depoprogestin.
l. Meminta persetujuan kepada ibu atas pilihan alat kontrasepsi yang ibu pilih,
ibu setuju dan mau menandatanganinya.
m. Menyiapkan alat dan obat KB suntik 3 bulan
dan menyuntikanya depoprogestin, obat sudah di suntikkan.
n. Melengkapi data dan kunjungan ulang di
kartu ibu dan register, sudah di catat di kartu ibu.
o. Mendokumentasikan hasil asuhan, asuhan
sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP dan kartu ibu.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.N P4A0 7 MINGGU POST PARTUM
Tanggal/ Jam Pengkajian : 11-07- 2012 / 16.00 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah Ny.A
Pengkaji : Putri Retno
Janati
3.1 Data Subjektif
Ibu sudah tidak
merasakan nyeri BAK .
3.2
Data Objektif
a.
Keadaan umum :
Baik
b.
Keadaan emosional :
Senang
c.
Keadaan
Vital : Tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 81 x/menit,
pernapasan 22x/menit, suhu tubuh 36.7 °C
d. Mata : konjungtiva merah muda dan sclera putih
e. Payudara : Bentuk simetris, puting susu menonjol, bersih,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan,
Asi sudah keluar lancar.
f. Abdomen :
TFU tidak trabah (-), diasestiracti tidak
Terabah
(-) involusi uterus baik.
terabah kontraksi
baik, kandung kemih kosong.
tidak
ada nyeri BAK.
g. Genitalia : Pengeluaran darah lochea alba (putih),
luka
jahitan kering tidak ada tanda infeksi.
h. Extremitas : tidak ada oedema pada
tangan dan kaki,
tidak ada varices, tanda
homman tidak ada.
3.3
Analisa
Ny. A usia 35 tahun P4A0
Post partum 7 minggu
dengan keadaan umum baik.
3.4
Penatalaksanaan
a. Memeritahu hasil pemeriksaan, ibu mengerti
keadaan dirinya.
b. Menganjurkan ibu minum lebih dari 8 gelas/
hari, ibu akan mencoba melakukan anjuran bidan.
c. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK
di malam hari, ibu akan mencoba anjuran bidan.
d. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga
personal haygine khususnya genitalia
e. Menjelaskan tentang tanda bahaya, ibu
mengetahui tanda bahaya ibu nifas.
f. Menganjurkan istirahat yang cukup, ibu
sudah melakukan anjuran bidan.
g. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang
bergizi bagi ibu nifas, ibu mau melakukan anjuran bidan.
h. Mendokumentasikan hasil asuhan, asuhan
sudah dicatat dalam SOAP
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis
membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. A dengan post partum normal di BPS Hj. Nurkomariah S.ST, penulis akan mencoba
memaparkan antara teori pada BAB II dengan tinjauan kasus pada BAB III
diantaranya :
4.1
Pengumpulan Data
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang
keras, karena kontraksi dan retraksi otot – otonya, Fundus Uteri + 3
jari dari bawah pusat, setelah lebih dari 2 hari uterus mengecil dengan cepat.
(Sastrawinata, 1983 : 315 – 316)
pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari
tempat implantasi plasenta dapat di bagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu :
Lochia Rubra hari 1-3 (berwarna merah dan hitam). Lochia sanginolasenta, keluar
pada hari ke-3 sampai ke-7 (berwarna putih bercampur merah/ kecoklatan). Lochia
serosa pada harike-7 sampai ke-14 (berwarna kekuningan). Lochia Alba, keluar
pada hari ke 14 lebih (berwarna putih). (Sastrawinata,
1983 : 318)
Setelah
dilakukan pengkajian pada Ny.A Sesuai dengan teori. Dengan kontraksi uterus keras TFU 3 jari bawah pusat setelah melahirkan dan berangsur
angsur mengcil, pengeluaran pervaginam juga sesuai dengan teori di atas.
Maka antara
teori dengan peraktek tidak di temukan kesenjangan.
4.2
Interpretasi Data
Dalam interpelasi data
didapatkan diagnosa yang sama dengan yang ada dalam teori diatas karena keadaan
yang fisiologis, tidak didapatkan komplikasi pada Ny.A.
4.3
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Di dalam identifikasi diagnosa
dan masalah potensial, di dalam teori menyatakan masalah potensial yang terjadi
pada ibu post partum normal yaitu komplikasi yang dapat terjadi pada ibu nifas.
Di dalam praktek tidak di
temkan masalah potensial yang terjadi pada Ny.A.
4.4
Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan
Segera / Kolaborasi
Dalam mengidentifikasi
kebutuhan akan tindakan segera / kolaborasi, diteori pada ibu dengan post
partum normal tidak diperlukan adanya kolaborasi dengan DsOG, kecuali pada
hal-hal khusus yang terjadi pada post partum normal tersebut.
Maka dalam Identifikasi kebutuhan akan tindakan
segera / kolaborasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang
di temukan dilapangan.
4.5
Perencanaan
Didalam perencanaan pada
ibu nifas pada Ny. A
tidak didapatkan asuhan kebidanan yang tidak sesuai dengan teori kecuali bila
didapatkan komplikasi lain pada ibu nifas tersebut.
4.6
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya asuhan
kebidanan dilakukan sesuai dengan kebutuhan ibu nifas degan memberikan anjuran
yang seharusnya dilakukan pada ibu nifas agar tidak terjadi komplikasi
pada masa nifas.
4.7
Evaluasi
Pada tahap evaluasi ibu mau
melakukan apa yang telah dianjurkan bidan.
Ibu mendapatkan asuhan dari
tenaga kesehatan sehingga kebutuhan ibu tertangani. Hal ini merupakan hasil
yang yang diharapkan ibu dan keluarga.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada tanggal 30 Mei 2012
di BPS Hj. Nurkomariah, S.ST Ender
Pangenan Cirebon penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. A dengan
melakukan pemeriksaan fisik. Kemudian penulis mengintepretasikan data untuk
menentukan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. A yaitu P4AO
Post Partum normal 2 jam – 6 minggu.
Penulis mampu merenacakan tindakan
yang harus dilaksanakan pada Ny.A menganjurkan
istirahat yang cukup, menganjurkan untuk segera memberikan ASI pada bayi-nya,
memberikan manfaat ASI, menganjurkan ibu untuk mobilitas secara dini,
menganjurkan ibu segera menjaga kebersihan dirinya terutama di daerah vagina
dan perenium, menganjurkan ibu untuk banyak makan-makanan bergizi, memberikan
konseling tentang perawatan payudara, dan memberikan ibu therapy Vit A
dan Fe.
Penulis mampu melakukan tindakan sesuai
rencana asuhan pda Ny.A tersebut di
atas. Adapun dalam evaluasi, penulis mampu mengevaluasi tindakan asuhan
kebidanan pada Ny. A, yaitu tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi dan
tanda-tanda yang abnormal.
5.2. Saran
1. Bagi Lahan praktek
Penatalaksanaan
asuhan kebidanan post partum normal di BPS Hj. Nurkomariah,S.ST sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan yang
berlaku. Akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi.
2. Bagi
Akademik Prodi DIII Kebidanan
Bagi pihak
akademik diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana kesehatanseperti
menambah alat-alat laboratorium, menambah buku-buku kesehatan di perpustakaan .
3.
Bagi
Mahasiswa
Bagi mahasiswi diharapkan agar lebih giat membaca
atau mencari wawasan yang luas tentang
ilmu kebidanan serta selalu berlatih baik secara mandiri maupun dengan
bimbingan bidan khususnya latihan asuhan post partum normal, sehingga mahasiswi dapat lebih baik dalam memberikan
asuhan post partum dan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
4. Bagi
Pasien Ny. A
Diharapkan
agar lebih banyak mengikuti penatalaksanaan asuhan yang disarankan oleh bidan
seperti :
Ø Istirahat yang cukup.
Ø Tidak
menahan BAK.
Ø Pemberian obat sesuai aturan.
Ø Menganjurkan ibu untuk makan- makanan yang
bergizi.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Gde Menuba, Ida. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan.Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam.
1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta :
EGC
Saifudinddin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
Saifudinddin, Abdul Bahri. 2006. Buku Acuhan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
|
|
Tiotanium pipe – A pipe that allows pipe holders to extend
BalasHapusA titanium cookware true, versatile, portable instrument that is ford edge titanium compatible with both the Atari 2600 and titanium wood stove Sega Mega Drive and benjamin moore titanium Nintendo Switch. winnerwell titanium stove These components come with a